Hubungan Antara Konsumsi Bahan Kering, Protein Kasar, Dan Serat Kasar Ransum Dengan Bahan Kering Tanpa Lemak Dan Laktosa Susu Kambing Sapera (Studi Kasus Di P4S Telaga Rizqy 21, Metro Timur)
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsumsi bahan kering (BK), protein kasar (PK), dan serat kasar (SK) ransum dengan kualitas bahan kering tanpa lemak (BKTL) dan kadar laktosa susu kambing Sapera. Penelitian dilaksanakan di Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Telaga Rizqy 21, Metro Timur, menggunakan 20 ekor kambing Sapera laktasi III–IV bulan dengan paritas III–IV. Data konsumsi pakan diperoleh dengan menimbang pakan yang diberikan dan sisa pakan selama 14 hari. Analisis proksimat terhadap pakan dilakukan untuk menentukan kandungan BK, PK, dan SK. Kualitas susu dianalisis menggunakan Lactoscan untuk memperoleh kadar BKTL dan laktosa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi BK, PK, dan SK menunjukan hubungan positif cukup kuat terhadap kadar BKTL (r = 0,458; 0,430; 0,449) dan laktosa (r = 0,452; 0,411; 0,443), dengan konsumsi bahan kering (KBK) menunjukkan nilai korelasi tertinggi terhadap kedua parameter. Dalam regresi sederhana, KBK memberikan kontribusi terbesar dalam menduga kadar BKTL (R² = 0,210) dan laktosa (R² = 0,204). Namun demikian, dalam regresi berganda, hanya konsumsi protein kasar (KPK) yang berpengaruh signifikan (p < 0,05) terhadap kedua parameter kualitas susu. Penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun BK memiliki hubungan paling kuat, KPK merupakan variabel yang paling signifikan dalam menjelaskan variasi kualitas susu ketika dianalisis secara bersama.
Downloads
References
Arifin, M., Oktaviana, A. Y., Wihansah, R. R., Yusuf, M., Rifkhan, & Negara, J. K. (2016). Kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi susu kambing pada waktu pemerahan yang berbeda di peternakan Cangkuwarok, Balumbang Jaya, Bogor. Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan, 4(1), 291–295.
Damayanti, R. L., Hartanto, R., & Sambodho, P. (2019) Hubungan volume ambing dan ukuran puting dengan produksi susu sapi perah Friesian Holstein di PT. Naksatra Kejora, Kabupaten Temanggung. Jurnal Sain Peternakan Indonesia, 15(1), 75-83. https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jspi/article/view/7011
Kharismawan, E., Fauziyah, R., Widiyastuti, T., Munasik, M., & Prayitno, C. (2020). Konsumsi dan kecernaan serat kasar serta protein kasar pakan kambing yang disuplementasi tepung bawang putih (Allium sativum) dan mineral chromium organik. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Agribisnis Peternakan (STAP), 7, 680–689.https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/562
Mukharomi, C. (2017). Perbandingan Kemampuan Produksi Susu Kambing Peranakan Etawa dan Sapera (Studi Kasus di Farm Iwan Desa Gumelar Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas) (Doctoral dissertation, Universitas Jenderal Soedirman).
Novita Sari, D., Rahmawati, N., & Fitriyani, N. (2024). Pengaruh kecukupan pakan terhadap produksi susu dan kualitas susu kambing di Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Jurnal Ilmu Ternak Indonesia, 29(2), 87–95. https://www.researchgate.net/publication/382354891
Nugroho, M. F. (2021). Evaluasi kecukupan nutrisi anakan kambing Peranakan Etawa dengan pendekatan konsumsi bahan kering sebagai indikator asupan nutrisi (Skripsi, Universitas Mataram). Universitas Mataram Institutional Repository. https://eprints.unram.ac.id/48411/2/JURNAL%20M.FAUZI%20NUGROHO%20%28B1D019150%29.pdf
Nurhajah, A., Purnomoadi, A., & Harjanti, D. W. (2016). Hubungan Antara Konsumsi Serat Kasar dan Lemak Kasar dengan Kadar Total Solid dan Lemak Susu Kambing Peranakan Ettawa. Jurnal Agripet, 16(1), 1–8.
https://doi.org/10.17969/agripet.v16i1.3755
Prihatiningsih, G. E., Purnomoadi, A., & Harjanti, D. W. (2015). Hubungan antara konsumsi protein dengan produksi, protein, dan laktosa susu kambing Peranakan Ettawa. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan (Indonesian Journal of Animal Science), 25(2), 20-27. https://jiip.ub.ac.id/index.php/jiip/article/view/205
Puspitasari, Y. (2024). Pengaruh pemberian konsentrat protein tinggi dan periode laktasi terhadap produksi susu dan konsumsi bahan kering kambing perah Peranakan Etawa (Skripsi, Universitas Airlangga). Universitas Airlangga Repository. https://repository.unair.ac.id/132472/
Putranto, W. S., Suhartono, M. T., Kusumaningrum, H. D., Egiriwono, P., Mustopa, A. Z., Suradi, K., & Chairunnisa, H. (2019). Fresh cheese probiotic with local isolate Lactobacillus casei 2.12 as starter in fermentation. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 334(1), 10–13. https://doi.org/10.1088/1755- 1315/334/1/012048
Santos, F. A. P., Lima, J. A., & Bittar, C. M. M. (2019). Feeding strategies for high milk production in dairy goats. Revista Brasileira de Zootecnia, 48, e20190011.
Schmucker, S. S., Ertl, P., & Zebeli, Q. (2022). Effects of fiber type on ruminal fermentation patterns and microbial populations in vitro. Animal Feed Science and Technology, 291, 115356. https://doi.org/10.1016/j.anifeedsci.2022.115356
Setiawan, H., Harjanti, D. W., & Sambodho, P. (2018). Hubungan antara konsumsi protein pakan dengan produksi dan kandungan protein susu sapi perah rakyat di Kabupaten Klaten. Animal Agriculture Journal, 6(1), 10–17.
Siska, I., & Anggrayni, Y. L. (2021). Hubungan konsumsi protein kasar terhadap total protein darah dan kandungan protein susu kambing Peranakan Ettawa (PE). Jurnal Ilmu Ternak Universitas Padjadjaran, 21(2), 102–108.
Sungkawa, I., Oktaviana, D., & Syahrial, R. (2023). Perbedaan kadar protein, lemak, dan karbohidrat susu sapi dan susu kambing. Pontianak Nutrition Journal, 6(2), 47–52.
Copyright (c) 2025 Nasywa Nurwidya, Arif Qisthon, Liman Liman, Veronica Wanniatie

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan dilisensikan di bawah Lisensi Internasional Atribusi Creative Commons 4.0.
Penulis yang menerbitkan dengan jurnal ini menyetujui ketentuan-ketentuan berikut:
-
Penulis mempertahankan hak cipta dan memberikan hak publikasi pertama kepada jurnal, dengan karya tersebut secara bersamaan dilisensikan di bawah Lisensi Atribusi Creative Commons yang mengizinkan orang lain untuk membagikan karya tersebut dengan pengakuan atas kepenulisan karya dan publikasi awal di jurnal ini.
-
Penulis dapat membuat perjanjian kontrak terpisah dan tambahan untuk distribusi non-eksklusif dari versi karya yang diterbitkan jurnal (misalnya, memuatnya ke repositori institusi atau menerbitkannya dalam buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya di jurnal ini.
-
Penulis diizinkan dan didorong untuk memuat karya mereka secara daring (misalnya, di repositori institusi atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengajuan, karena hal ini dapat menghasilkan pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih banyak dari karya yang diterbitkan (Lihat The Effect of Open Access).








