PREVALENSI CACING SALURAN PENCERNAAN KAMBING SABURAI PADA KELOMPOK TERNAK DI KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN
Abstract
The purpose of Research held in August--September 2017 on Saburai goat farmer group at Gedong Tataan District Pesawaran Regency was to know prevalence of gastrointestinal helminths. The research used census method. Data collection was done by taking all faecal sampels from 83 saburai goat in Budi Lestari farmer group and Tunas Mekar Jaya farmer group. Faecal sampels examination checked with Mc. Master dan Sedimentation test. Data were analyzed descriptively. In result indicated that gastrointestinal helminths saburai goat prevalence at Gedong Tataan District Pesawaran Regency about 61,44%. The prevalence found in saburai goat in Tunas Mekar Jaya farmer group about 68,42%, is higher than prevalence found in saburai goat in Budi Lesari farmer group about 59,04%. Helminths species that found in saburai goat farmer group at Gedong Tataan District Pesawaran Regency are from Nematode class (Haemonchus sp., Mecistocirrus sp., Bunostomum sp., Oesophagustomum sp., Trichostrongylus sp. and Strongyloides sp.) and Cestode class (Moniezia sp.).
Keywords : Gastrointestinal Helminths, Farmer Group, Prevalence, Saburai goat
Downloads
Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan dilisensikan di bawah Lisensi Internasional Atribusi Creative Commons 4.0.
Penulis yang menerbitkan dengan jurnal ini menyetujui ketentuan-ketentuan berikut:
-
Penulis mempertahankan hak cipta dan memberikan hak publikasi pertama kepada jurnal, dengan karya tersebut secara bersamaan dilisensikan di bawah Lisensi Atribusi Creative Commons yang mengizinkan orang lain untuk membagikan karya tersebut dengan pengakuan atas kepenulisan karya dan publikasi awal di jurnal ini.
-
Penulis dapat membuat perjanjian kontrak terpisah dan tambahan untuk distribusi non-eksklusif dari versi karya yang diterbitkan jurnal (misalnya, memuatnya ke repositori institusi atau menerbitkannya dalam buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya di jurnal ini.
-
Penulis diizinkan dan didorong untuk memuat karya mereka secara daring (misalnya, di repositori institusi atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengajuan, karena hal ini dapat menghasilkan pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih banyak dari karya yang diterbitkan (Lihat The Effect of Open Access).








