RESPONS FISIOLOGIS DAN DAYA TAHAN PANAS SAPI SIMPO DAN LIMPO DI KPT MAJU SEJAHTERA TANJUNG SARI LAMPUNG SELATAN
Abstract
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membandingkan respons fisiologis dan daya tahan panas ternak sapi Simpo dan sapi Limpo di KPT Maju Sejahtera Kecamatan Tanjung Sari Lampung Selatan. Penelitian ini berlangsung dari bulan Februari sampai dengan Maret 2022. Data penelitian menggunakan data primer dan data sekunder. Sampel yang digunakan sebanyak 120 ekor sapi betina Simpo dan Limpo yang ditentukan dengan purposive sampling. Peubah yang diamati ialah respons fisiologis ternak meliputi suhu rektal, frekuensi pernafasan, frekuensi denyut jantung, dan indeks daya tahan panas, serta iklim mikro kandang yang meliputi, suhu udara, kelembaban udara (RH), dan temperature humidity index (THI). Data yang didapatkan dianalisis menggunakan uji beda dua rata-rata (Uji-t). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rataan suhu rektal pagi sapi Simpo lebih tinggi dibanding sapi Limpo dan siang hari menunjukkan sapi Simpo lebih rendah dibanding sapi Limpo yaitu 37,86 ± 0,26 oC; 38,49 ± 0,26 oC (sapi Simpo) dan 37,85 ± 0,09 oC; 38,75 ± 0,10 oC (sapi Limpo). Rataan frekuensi respirasi pagi dan siang hari menunjukkan sapi Simpo lebih tinggi dibanding sapi Limpo yaitu 27,13 ± 2,38 kali/menit; 32,28 ± 2,78 kali/menit (sapi Simpo) dan 27,07 ± 2,25 kali/menit; 31,20 ± 2,50 kali/menit (sapi Limpo). Rataan frekuensi denyut jantung pagi dan siang hari menunjukkan sapi Simpo lebih tinggi dibanding sapi Limpo yaitu 56,43 ± 4,84 kali/menit; 68,07 ± 4,67 kali/menit (sapi Simpo) dan 56,03 ± 6,50 kali/menit; 67,23 ± 4,58 kali/menit (sapi Limpo). Rataan daya tahan panas sapi Simpo lebih tinggi dibanding Limpo dengan nilai sebagai berikut 2,21 ± 0,06 (sapi Simpo) dan 2,18 ± 0,10 (sapi Limpo). Rataan THI di lokasi penelitian sebesar 83,31 ± 3,27 Dari penelitian ini dapat disimpulkan sapi Limpo memiliki daya tahan panas yang lebih baik dari sapi Simpo.
References
Abidin, Z. 2002. Penggemukan Sapi Potong. Agro Media Pustaka. Jakarta.
Alzahra, W. 2010. Pengaruh Lingkungan Mikroklimat Terhadap Respons Fisiologis Sapi Bali pada Bahan Atap Kandang yang berbeda. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Atrian P. dan A. Shahryar. 2012. Heat stress in dairy cows [review]. Research in Zoology. 2(4):31- 37.
Bulitta F. S., S. Aradom, and G. Gebresenbet. 2015. Effect of transport time of up to 12 hours on welfare of cows and bulls. Journal of Science and Management. 8:161--182.
Hansen, P. J. 2004. Pgysiological and celluler adaptations of zebu cattle to thermal stress. Animal Reproduction Science. 82(83) : 50—60.
Huitema, H. 1986. Peternakan di daerah tropis, Arti–arti Ekonomi dan Kemampuannya Penelitian di Beberapa Daerah di Indonesia. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Jackson P. G dan P. D. Cockroft. 2002. Clinical Examination of Farm Animals. University of Cambridge, UK.
Karstan, A. H. 2006. Respons fisiologis ternak kambing yang dikandangkan dan ditambatkan terhadap konsumsi pakan dan air minum. Journal. Agroforestri 1(1):63--73.
Kibler, H. H. 1957. Energy Metabolism and Cardiorespiratory Activities in Shorthorn, Santa Gertrudis, and Brahman Heifers During Growth at 50 and 80 oF Temperatures. Univ. of Missouri. Res. Bull. No. 643
Kubkomawa, I. H., O.O. Emenalom, and I.C. Okoli. 2015. Body condition score, rectal temperature, respiratory, pulse and heart rates of tropical indigenous zebu cattle. IJAIR. 4(3):448--454.
Montsma, G. 2004. Tropical Animation Production (Climate and Housing). Department of Tropical Animal. Wageningen. Netherlands.
Purwanto, P. 2004. Biometeorologi Ternak 1. http//www.gfmipb.net kuliah/biomet/BiometeorologiTernak. Diakses pada 25 Oktober 2021.
Putra R.R., S. Bandiati, dan A. A. Yulianti. 2016. Identifikasi daya tahan panas sapi Pasundan di BPPT Cijeungjing Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis. Students E-Journal, 5(4) : 1-8.
Qisthon, A., W. Busono, P. Surjowardojo, dan S. Suyadi. 2018. Pengaruh penyiraman air dan penganginan tubuh pada musim hujan terhadap respons fisiologis dan produksi susu sapi perah PFH di dataran rendah. Prosiding. Seminar Persepsi III: Strategi dan Kebijakan Pengembangan Bisnis Peternakan dalam Mendukung Kedaulatan Pangan Nasional.
Swenson, M. J. 1970. Dukes’ Physiologis of Domestic Animals. Vail Ballou Press. United States. Amerika.
Copyright (c) 2024 Resta Eka Nugraha, Arif Qisthon, Madi Hartono, Kusuma Adhianto

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan dilisensikan di bawah Lisensi Internasional Atribusi Creative Commons 4.0.
Penulis yang menerbitkan dengan jurnal ini menyetujui ketentuan-ketentuan berikut:
-
Penulis mempertahankan hak cipta dan memberikan hak publikasi pertama kepada jurnal, dengan karya tersebut secara bersamaan dilisensikan di bawah Lisensi Atribusi Creative Commons yang mengizinkan orang lain untuk membagikan karya tersebut dengan pengakuan atas kepenulisan karya dan publikasi awal di jurnal ini.
-
Penulis dapat membuat perjanjian kontrak terpisah dan tambahan untuk distribusi non-eksklusif dari versi karya yang diterbitkan jurnal (misalnya, memuatnya ke repositori institusi atau menerbitkannya dalam buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya di jurnal ini.
-
Penulis diizinkan dan didorong untuk memuat karya mereka secara daring (misalnya, di repositori institusi atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengajuan, karena hal ini dapat menghasilkan pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih banyak dari karya yang diterbitkan (Lihat The Effect of Open Access).

.jpg)





