TINGKAT INFESTASI DAN JENIS PARASIT SALURAN PENCERNAAN PADA SAPI PERANAKAN SIMENTAL DI KECAMATAN TULANG BAWANG UDIK KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT

  • Ajmal Kurniawan Khair Universitas Lampung
  • Madi Hartono
  • Veronica Wanniatie
  • Akhmad Dakhlan

Abstract

Penelitian yang dilaksanakan pada Oktober 2022 yang bertujuan untuk mengetahui tingkat infestasi dan jenis parasit saluran pencernaan pada Sapi Peranakan Simental di Kecamatan Tulang Bawang Udik, Kabupaten Tulang Bawang Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Jumlah sampel yang diperoleh yaitu 113 sampel yang berasal dari 71 peternak. Pemeriksaan sampel feses sapi Peranakan Simental dilakukan di Balai Veteriner, Kota Bandar Lampung menggunakan metode Mc. Master dan uji Sedimentasi. Data disajikan dalam bentuk tabel dan histogram,        kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil menunjukkan bahwa jenis parasit saluran pencernaan yang menginfestasi sapi Peranakan Simental di Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten Tulang Bawang Barat yaitu Paramphistomum sp., Eimeria, Haemoncus sp., Oesophagustomum sp., Fasciola sp., Toxocara sp., dan Tricuris sp. Tingkat infestasi parasit saluran pencernaan pada Sapi Peranakan Simental di Kecamatan Tulang Bawang Udik  sebesar 73,45% dengan prevalensi cacing sebesar 61,06% dan prevalensi Eimeria sebesar 49,56%. Infestasi tunggal parasit saluran pencernaan pada sapi Peranakan Simental sebesar 38,55% (Paramphistomum sp., Eimeria, Haemoncus sp., Oesophagustomum sp., Fasciola sp., Toxocara sp., dan Tricuris sp.), infestasi campuran 2  jenis parasit saluran pencernaan (Paramphistomum sp. dan Eimeria, Haemoncus sp. dan Paramphistomum sp., Oesophagustomum sp dan Eimeria) sebesar 45,78%, infestasi 3 jenis parasit saluran pencernaan  (Haemoncus sp., Paramphistomum sp., dan Eimeria, Oesophagustomum sp Paramphistomum sp, dan Eimeria, Haemoncus sp., Fasciola sp, dan Eimeria) sebesar 14.46%, dan infestasi campuran lebih dari 3 jenis parasit saluran pencernaan (Haemonchus sp., Trichuris sp., Paramphistomum sp., dan Eimeria) sebesar 1,20%.

References

Adejinmi, J.O. and J.O. Osayomi. 2010. Prevalence of intestinal protozoan parasites of dogs in Ibadan, South Western Nigeria. Journal of Animal & Plant Sciences, 7(2): 783-788

Balai Veteriner. 2014. Penuntun Teknis Pengujian Laboratorium Parasitologi, Balai Veteriner Lampung. Bandar Lampung.

Fitriastuti, E. 2011. Studi Penyakit Koksidiosis pada Sapi Betina di 9 Provinsi di Indonesia Tahun 2011.Unit Uji Bakteriologi Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan Gunung Sindur. Bogor.

Hertzberg, H., R . Figi, F. Noto, dan F. Heckendorn. 2003. Control of gastrointestinal nematodes in organic beef cattle through grazing management. Proc. The 2an SAFO Workshop, Witzenhausen, Germany.

Indrati, R. 2017. Cegah Sapi Anda dari Cacingan. http://nuansa-baru.com/cegah= sapi-anda-dari-cacingan.Diakses pada 22 April 2022.

Kadarsih dan Sawitri. 2004. Performan Sapi Bali berdasarkan ketinggian tempat daerah transmigrasi Bengkulu. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia 6(1):50-56.

Khan, M. N., T. Rehman, Z. Iqbal, M.S. Sajid, M. Ahmad , dan M. Riaz. 2011. Prevalence and associated risk factors of Eimeria in sheep of Punjab, Pakistan. World Academy of Science, Engineering and Technology 5(7): 443-447.

Koesdarto, S., S. Subekti, S. Mumpuni, H. Puspitawati, dan Kustono. 2007. Ilmu Penyakit Nematoda Veteriner. Buku Ajar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Surabaya.

Levine, N. D. 1994. Parasitologi Veteriner. Diterjemahkan oleh Ashadi G. Dari Textbook of Veterinary Parasitology.UGM Press. Yogyakarta.

Nugraheni, N., M. T. Eulis, dan H. A. Yuli. 2015. Identifikasi cacing endoprasit pada feses sapi potong sebelum dan sesudah proses pembentukan biogas disester fixed dome. Journal Unpad. 4(3); 1-8.

Raza, M. A, H. A. Bachaya, M. S. Akhtar, H. M. Arshad, S. Murtaza, M. M. Ayaz, M. Najeem and A. Basit. 2012. Point prevalence of gastrointestinal helminthiasis in Buffaloes (Bubalus bubatis) at The Vicinity of Jatoi, Punjab, Pakistan, Sci. Int. (Lahore), 24(4) ; 456-469.

Rofiq, M. N. 2014. Jenis Cacing Pada Feses Sapi di TPA Jatibarang dan KTT Sidomulyo Desa Nongkosawit Semarang. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Rozi, F., Handoko, dan R. Febriyanti. 2015. Infestasi Cacing Hati (Fasciola sp.) dan Cacing Lambung (Paramphistomum sp.) pada Sapi Bali Dewasa di Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru. Jurnal Sains Veteriner. 33(1): 102-109.

Siregar A. R., J. Bestari, R. H. Matondang, Y. Sani dan H. Panjaitan. 1999. Penentuan Sistem Breeding Sapi Potong Program IB di Propinsi Sumatera Barat. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Bogor.

Siswanto, M., N. W. Patmawati, N. N. Trinayani, I.N. Wandia, dan I. K. Puja. 2013. Penampilan Reproduksi Sapi Bali pada Peternakan Intensif di Instalasi Pembibitan Pulukan. Jurnal Ilmu dan Kesehatan Hewan, 1(1): 11-15.

Soulsby, E. J. L. 1986. Helmint, Anthropodsand Protozoa of Domesticated Animal. The English language Book Society and Bailire Tindall. London.

Subekti, S., S. Mumpuni, S. Koesdarto dan Kusnoto. 2011. Ilmu Penyakit Helminth Veteriner. Buku Ajar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Surabaya.

Subronto dan Tjahjati. 2001. Pedoman Pengobatan pada Hewan Ternak. Bentang Pustaka. Yogyakarta.

Taylor, M.A., R. L. Coop, and R.L. Wall. 2016.Veterinary Parasitology. Wiley-Blackwell. West Sussex.

Yulianto I. 2007. Hubungan Higiene Sanitasi dengan Kejadian Penyakit Cacingan pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Rowosari 01 Kecamatan Tembalang Kota. Skripsi. Universitas negeri Semarang, Semarang.

Published
2023-05-01
How to Cite
Khair, Ajmal, Madi Hartono, Veronica Wanniatie, and Akhmad Dakhlan. 2023. “TINGKAT INFESTASI DAN JENIS PARASIT SALURAN PENCERNAAN PADA SAPI PERANAKAN SIMENTAL DI KECAMATAN TULANG BAWANG UDIK KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT”. Jurnal Riset Dan Inovasi Peternakan (Journal of Research and Innovation of Animals) 7 (2), 251-60. https://doi.org/10.23960/jrip.2023.7.2.251-260.