PENGARUH UMUR TERHADAP TINGKAT INFESTASI DAN JENIS CACING SALURAN PENCERNAAN KAMBING JAWARANDU DI KECAMATAN ADILUWIH KABUPATEN PRINGSEWU
Abstract
Kambing merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang dapat dijadikan alternatif untuk memenuhi kebutuhan protein hewani bagi masyarakat Indonesia. Namun terdapat kendala yang dihadapi dalam beternak kambing salah satunya adalah masalah penyakit parasiter. Penyakit ini dapat mempengaruhi produktivitas pada ternak kambing karena sebagian zat makanan di dalam tubuh ternak dikonsumsi oleh cacing, sehingga menyebabkan kerusakan jaringan pada hewan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan infestasi dan mengetahui jenis cacing saluran pencernaan pada kambing Jawarandu umur < 1 tahun dan > 1 tahun di Kecamatan Adiluwih, Kabupaten Pringsewu. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari sampai Februari 2023. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kambing Jawarandu sebanyak 60 ekor yang diambil sampel feses dan dianalisis di Balai Veteriner Lampung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Variabel yang diamati adalah infestasi dan jenis cacing saluran pencernaan yang dianalisis menggunakan Uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan infestasi (P>0,05) pada kambing Jawarandu umur < 1 tahun dan > 1 tahun. Tingkat infestasi pada ternak umur < 1 tahun 40,00% dan ternak umur > 1 tahun 43,33%. Jenis cacing yang ditemukan pada kambing Jawarandu dari kelas nematoda pada umur < 1 tahun yaitu Trichuris sp., dan Strongyloides sp, dari kelas trematoda yaitu terdapat cacing Paramphistomum sp., dan Fasciola sp. Pada kambing umur > 1 tahun jenis cacing kelas nematoda yang menginfestasi yaitu Haemoncus sp., Toxocara sp., dan Trichuris sp, dari kelas trematoda yaitu terdapat cacing Paramphistomum sp., dan Fasciola sp.
References
Akoso, B.T. 1996. Kesehatan Sapi. Kanisius. Yogyakarta. Balai Veteriner. 2014. Penuntun Teknis Pengujian Laboratorium Parasitologi. Balai Veteriner Lampung. Bandar Lampung.
Boyko O.O., Y.A. Gugosyan, L.I. Shendryk, dan V.V. Brygadyrenko. 2019. Intraspecific morphological variation in freeliving stages of Strongyloides papillosus paratizing various animal species. Vestnik Zoologii. 53(4): 313–324.
Dwinata, I.M., I.A.P. Apsari., N.A. Suratma, dan I. B. M. Oka. 2017. Indentifikasi Parasit Cacing. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Bali.
Handayani, S.W. dan R.M. Gatenby. 1988. Effect of management system, legume feeding and anthelmintic treatment on the performance of lambs in North Sumatera. Journal Tropical Animal Health. 20: 122-128.
Indradji M., E. Yuwono, D. Indrasanti, M. Samsi, S. Sufriyanto, A. Herlan, B. Herdiana. 2018. Studi kasus tingkat infeksi cacing pada peternakan kambing Boer di Kabupaten Banyumas. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. 6(1): 93-96.
Kusumamihardja, S. 1993. Parasit dan Parasitosis pada Hewan Ternak dan Hewan Piaraan di Indonesia. Bioteknologi. Pusat Antar Universitas. Insitut Pertanian Bogor. Bogor.
Mage, C., C. Bourgne, J.M. Toullieu, D. Rondelaud, and G. Dreyfuss. 2002. Fasciola hepatica and Paramphistomum daubneyi: changes in prevalences of natural infections in cattle and in Lymnaea truncatula from central Franceover the past 12 years. Veterinary Research 33(5):439–447.
Martindah E., S. Widjajanti., S. Estuningsih., dan E. Suhardono. 2005. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap Fasciolosis sebagai penyakit infeksius. Wartazoa. 15(3).
Melaku S. dan M. Addis. 2012. Prevalence and intensity of Paramphistomum in ruminants slaughtered at Debre Zeit Industrial Abattoir. Global Veterinaria. (8)3: 315-319.
Mukti T., I.B.M. Oka, dan I.M. Dwinata. 2016. Prevalensi cacing nematoda saluran pencernaan pada kambing Peranakan Ettawa di Kecamatan Siliragung, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Indonesia Medicus Veterinus. 5(4): 330-336.
Natadisastra. 2009. Parasitologi Kedokteran Ditinjau dari Organ Tubuh yang Diserang. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Njoku T.R.F. dan B.E.B. Nwoko. 2009. Prevalance of Paramphistomiasis among sheep slaughtered in some selected abattoirs in Imo State, Nigeria. Science World Journal. 4(4): 12-15.
Pfukenyi, D.M. dan S. Mukaratirwa. 2013. A review of the epidemiology and control of gastrointestinal nematode Infections in cattle in Zimbabwe. Journal of Veterinary Research. 80(1): 1-12.
Prawestry, Y.A. 2021. Tingkat infeksi dan identifikasi jenis nematoda penyebab nematodiasis pada sapi Potong berbagai umur di Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas. Journal of Animal Science and Technology. 3(2): 106-114.
Purwaningsih, Noviyanti, dan P. Sambodo. 2017. Infestasi cacing saluran pencernaan pada kambing Kacang Peranakan Ettawa di Kelurahan Amban Kecamatan Manokwari Barat Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. 5(1):8-12.
Riady, M. 2006. Implementasi program menuju swasembada daging: strategi dan kendala. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor.
Sapi Bagus. 2021. Peternakan Provinsi Lampung Sebagai Lumbung Penghasil Sapi. https://www.sapibagus.com/peternakan-sapi-provinsi-lampung/. Diakses pada 6 Juni 2023.
Segara, R.B., M. Hartono dan S. Suharyati. 2018. Pengaruh infestasi cacing saluran pencernaan terhadap bobot tubuh kambing Saburai pada kelompok ternak di kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan. 2 (1): 14-19.
Soulsby, E.J.L. 1986. Helminths, Arthopods and Protozoa of Domesticated Animal. Seventh Edition. Baillere Tindall. London.
Subronto dan I. Tjahajati. 2007. Ilmu Penyakit Ternak I. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Symons, L.E.A. 1989. Pathophysiology of Endoparasitic Infection (Compare with Ectoparasitic Infestation And Microbal Infection). Academic Press. Sidney.
Winarso, A. 2018. Infeksi parasit gastrointestinal pada kambing di Kupang. Veterinary Letters. 2(2): 25-26.
Yudha, H. 2014. Identifikasi dan Program Pengendalian Toxocara vitulorum pada Ternak Ruminansia Besar. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Zerychun, T. 2012. Helminthosis of sheep and goats in and around Haramaya, Southeastern Ethiopia. Journal Veteriner Medicine Animal Health. 4: 48-55.
Copyright (c) 2024 Regina Wati Malau, Madi Hartono, Kusuma Adhianto, Purnama Edy Santosa
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).