EVALUASI KUALITAS YOLK AYAM RAS HERBAL PADA UMUR AYAM YANG BERBEDA
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas yolk yang meliputi warna yolk, persentase yolk, dan indeks yolk pada ayam ras hebal pada umur ayam yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan pada 27--28 Oktober 2023, sampel telur yang diambil berasal dari CV. Marga Raya Farm di Desa Marga Raya Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, sedangkan pengukuran dan pengambilan data dilakukan di Laboratorium Produksi Ternak FP Unila. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei dengan meneliti populasi atau sampel. Sampel yang diambil adalah telur yang berasal dari induk strain ISA Brown yang berumur 27 minggu, 45 minggu, 62 minggu, dan 88 minggu yang dipelihara di CV Marga Raya Farm. Data dikumpulkan dengan menggunakan alat ukur, kemudian dianalisis secara deskriptif. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ayam ras petelur herbal pada umur 27 minggu,45 minggu, 62 minggu, dan 88 minggu berurutan memiliki rata-rata berat telur sebesar 52,79 g; 59,18 g; 57,88 g; dan 59,51 g, rata-rata persentase yolk sebesar 24,84%; 26,09%; 26,15%; dan 25,53% rata-rata warna yolk sebesar 8,05; 8,23; 8,48; dan 8,21 dan rata-rata indeks yolk sebesar 0,54; 0,52; 0,52; dan 0,51.
References
Abbas, M. B. Paly, dan Rifaid. 2021. Karakteristik telur berdasarkan umur ayam dan ransum yang diberikan. Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis, 11(1): 67-74.
Akbar, S., I. B. K. Ardana, dan I. B. K. Suardana. 2017. Perbandingan titer antibodi newcastle disease pada ayam petelur fase layer I dan II. Indonesia Medicius Veterinus, 6 (4): 327-333.
Amrullah, I. K. 2004. Nutrisi Ayam Petelur. Cetakan ke-3. Bogor: Lembaga Satu Gunung Budi.
Argo, L. B., Tristiarti dan I. Mangisah. 2013. Kualitas ayam arab petelur fase I dengan berbagai level Azolla microphylla. Animal Agricultural Journal, 2(1): 445-447.
Astawa, I. G. G., I G. N. G. Bidura, dan A. A. P. P. Wibawa. 2018. Pengaruh pemberian probiotik Saccharomyces spp. GB-7 dan GB-9 dalam ransum terhadap kualitas fisik telur ayam Lohman Brown umur 40--48 minggu. Jurnal Peternakan, 6: 684--694.
Azizah, F., G.A.M.K. Dewi, dan M. Wirapartha. 2020. Kualitas ayam Isa Brown umur 100-104 minggu yang diberi ransum komersial dengan tambahan tepung kulit kerang. Jurnal Peternakan Tropika, 8(2):293-305.
Badan Standarisasi Nasional (BSN). 2008. SNI 3926:2008 Telur Ayam Konsumsi. BSN, Jakarta.
Binawati, K. 2008. Pengaruh lanskeptur terhadap kualitas telur ayam arab. Journal of Science, 1(2): 28-34.
Dharmayanti, M. R., I. G. N. G. Bidura, dan I. A. P. Utami. 2019. Pengaruh ekstrak air daun kunyit (Curcuma domestica Val.) melalui air minum terhadap kualitas fisik telur ayam Lohman Brown. Jurnal Peternakan Tropika, 7(1): 253-268.
Jaelani, A., N. Widaningsih, dan Rahmadi. 2016. Pengaruh Umur induk terhadap produksi telur ayam parent stock. Media Sains, 9(2):198-209.
Krisnadi, A. 2015. Kelor Super Nutrisi. Blora: Pusat Informasi dan Pengembangan Tanaman Kelor Indonesia.
Kurtini, T., K. Nova, dan D. Septinova. 2014. Produksi Ternak Unggas. Anugrah Utama Raharja (AURA). Bandar Lampung.
Laxmi, P. J., V. L. K. Prasad, A. S. R. Murthy, and C. E. Reddy. 2002. Correlations among various egg quality traits in White Leghorn. Journal Indian Veteriner, 79: 810-813.
Liu, B., Q. Zhou, J. Zhu, G. Lin, D. Yu, and T. Ao. 2020. Time course of nutritional and functional property changes in egg yolk from laying hens fed docosahexaenoic acid-rich microalgae. Poultry Science, 99(9): 4616–4625.
Madani, A. 2017. Pengaruh Ramuan Herbal Terhadap Warna Kuning Tebal dan Warna Kerabang Telur Ayam Ras Petelur. Skripsi. Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin.
Nugraha, F. S. 2013. Kualitas telur itik yang dipelihara secara terkurung basah dan kering. Jurnal Ilmiah Peternakan, 1(2): 726-734.
Nurillatif, M. F. 2021. Hubungan Antara Indeks Telu dengan Kualitas Internal Telur Itik Magelang (Anas platyrhynchos). Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Tidar. Magelang.
Padhi, M. K., R. N. Chatterjee, S. Haunshi, and U. Rajkumar. 2013. Effect of age on egg quality in chicken. Indian Journal of Poultry Science, 48(1): 122-125.
Purba, I. E., Warnoto, dan B. Zain. 2018. Penggunaan tepung daun kelor (Moringa oleifera) dalam ransum terhadap kualitas telur ayam ras petelur dari umur 20 bulan. Jurnal Sains Peternakan Indonesia, 13(4).
Rasyaf, M. 2012. Panduan Beternak Ayam Petelur. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sarjono, H, T. 2008. Efek penggunaan tepung daun kelor (Moringa oleifera, lam) dalam pakan terhadap persentase karkas, persentase deposisi daging dada, persentase lemak abdominal dan kolesterol daging ayam pedaging. Fakultas bioteknologi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Satria E. W., E. H. Anwar, dan A.Triani. 2021 Kualitas telur puyuh yang diberikan ransum dengan penambahan silase tepung daun ubi kayu. Jurnal Sain Peternakan Indonesia, 16(1): 26-33.
Satria E. W., O. Sjofjan dan I. H. Djunaidi. 2016. Respon pemberian tepung daun kelor (Moringa oleifera) pada pakan ayam petelur terhadap penampilan produksi dan kualitas telur. Buletin Peternakan, 40(3): 197–202.
Selviani, U. Hatta, A. Adjis, Sugiarto, Y. Rizal, dan Y. Tantu. 2023. Kualitas telur ayam ras yang diberi pakan mengandung multi enzim. Jurnal Ilmiah Agriculture Sains, 24(1): 25-32.
Setiawan, R., Sumiati, dan Adrizal. 2017. Suplementasi mannanase dalam ransum rendah protein terhadap produksi dan kualitas telur ayam Isa Brown. Buletin Makanan Ternak, 104 (2): 21 – 30.
Silversides, F, G., and T. A. Scott. 2001: Effect of storage and layer age on quality of eggs from two lines of hens. Poultry Science, 80:1240-1245.
Simbolon, J. M., M. Simbolan, dan N. Katharina. 2007. Cegah Malnutrisi dengan Kelor. Yogyakarta: Kanisius.
Sodak, F. J. 2011. Karakteristik Fisik dan Kimia Telur Ayam Arab pada Dua Peternakan di Kabupaten Tulung Agung, Jawa Timur. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor
Sudarmono. 2003. Pedoman Pemeliharaan Ayam Ras Petelur. Kanasius, Yogyakarta
Sudrajat, D., F. Priyatana, and H. Nur. 2018. The Quality Of Chicken Egg Ransums Contain Fermented Non-Conventional Feed. Jurnal Pertanian, 10(1):16.
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R&B, Bandung: Alfabeta
Suprijatna, E. D., Sunarti, L. J. Mahfudz dan U. Ni’mah. 2009. Efisiensi Penggunaan Protein Untuk Produksi Telur Pada Puyuh Akibat Pemberian Ransum Protein Rendah.
Suthama, N. dan S. M. Ardiningsasi. 2012. Perkembangan fungsi fisiologis saluran pencernaan ayam kedu periode starter. Fakultas Peternakan, Universitas Diponegoro Kampus Tembalang Semarang.
Vicky, A. R., N. W. Siti, dan I. G. N. G. Bidura. 2018. Pengaruh pemberian ekstral air daun katuk (Sauropus androgynous L. Merr) melalui air minum terhadap kualitas fisik telur ayam Lohman Brown umur 22-30 minggu. Jurnal Peternakan Tropika, 6(2): 237-252.
Wiradimadja, S., W. Piliang, M.T. Suhartono dan W. Manalu. 2004. Performans kualitas telur puyuh jepang yang diberi pakan mengandung tepung daun katuk (Savropvs Androgynvs, L.i Merr.). Journal Poultry Science, 58:432.
Copyright (c) 2024 Surmini Surmini, Dian Septinova, Riyanti Riyanti, Khaira Nova
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).