TINGKAT PREVALENSI CACING HATI KAMBING JAWARANDU PADA UMUR YANG BERBEDA DI KELOMPOK TERNAK MAKMUR II DESA GISTING ATAS KECAMATAN GISTING KABUPATEN TANGGAMUS
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat prevalensi Cacing Hati kambing Jawarandu pada umur yang berbeda di Kelompok Ternak Makmur II, Desa Gisting Atas, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober--November 2023. Sampel feses yang didapatkan pada penelitian ini diuji di Laboratorium Parasitologi, Balai Veteriner Lampung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei, dengan pengambilan sampel ternak secara sensus. Peubah yang diamati pada penelitian ini yaitu jumlah kambing Jawarandu yang terinfestasi Cacing Hati. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis deskriptif dengan melihat ada tidaknya cacing pada feses kambing Jawarandu. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat prevalensi Cacing Hati kambing Jawarandu di Kelompok Ternak Makmur II adalah 0% atau kategori rendah. Rendahnya tingkat prevalensi tersebut menunjukkan bahwa manajemen pemeliharaan, kandang, pakan, sanitasi, serta pengobatan dilakukan dengan baik dan rutin. Selain itu, di lingkungan kandang tidak terdapat genangan air maupun siput yang dapat menyebabkan kambing terinfestasi oleh Cacing Hati. Perbedaan umur kambing tidak berpengaruh pada tingkat prevalensi Cacing Hati pada kambing Jawarandu di Kelompok Ternak Makmur II.
References
Badan Litbang Pertanian. 2000. Pengendalian Cacing Hati (Fasciolosis) Pada Ternak. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Yogyakarta.
Balai Veteriner Lampung. 2014. Penuntun Teknis Pengujian Laboratorium Parasitologi. Balai Veteriner Lampung. Bandar Lampung.
Budiarsana. I.G.M., dan I.K. Sutama. 2010. Panduan Lengkap Kambing dan Domba. Penebar Swadaya. Jakarta.
Budiharta, S. 2002. Kapita Selekta Epidemiologi Veteriner. Yogyakarta (ID): Bagian Kesehatan Masyarakat Veteriner. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Gadjah Mada.
Campbell, WC. 1990. Benzimidazoles: veterinary uses. Parasitol. 6(4): 130--133.
Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Tanggamus. 2022. Data Populasi Kambing Potong Tahun 2022. https://lampung.bps.go.id/indicator/24/275/1/populasi-ternak-sapi-.html. Diakses pada 20 Maret 2024.
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2010. Statistik Peternakan. Ditjenak Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Jakarta: DITJENAK.
Endarkasih. 2018. Pengaruh Pemberian Obat Cacing Hati (Albendazole) terhadap Jumlah Telur Cacing Fasciola sp. pada Kambing Kacang. Skripsi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Fatmawati, S. T. 2021. Tingkat Infestasi Cacing Hati pada kambing di Kelompok Ternak Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Lampung.
Hertzberg, H., Mukti, F. A., dan Purwanta, E. 2003. Survival of Nematode Eggs and oocysts in cattle faeces on pasture under different climatic conditions. Veterinary Parasitology. 113(2): 105--115.
Ibrahim, Supamri, dan Zainal. 2020. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan peternak rakyat sapi potong di Kecamatan Lampasio Kabupaten Tolitoli Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian. 13 (3): 307--315.
Koesdarto, S., S. Subekti., S. Mumpuni., H. Puspitawati dan Kusnoto. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Nematoda Veteriner. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Surabaya.
Lubis, Z. A. 1983. Beberapa Aspek Parasitologi pada Sapi Potong di Kabupaten Sumedang. Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Maharani, D. 2018. Pencegahan penyakit parasitik pada ternak sapi melalui pemberian obat cacing. Jurnal Ilmiah Peternakan dan Veteriner. 28(2): 121--128.
Maryan, A., Supriatna, A., & Kurniawan, E. 2016. Pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap keberhasilan usaha peternak sapi potong di Kabupaten Bandung. Jurnal Manajemen Agribisnis. 4(1): 1--12.
Mehlhorn H. 2008. Encyclopedia of Parasitology. 3rd Ed. Springer-Verlag Berlin Heidelberg. New York.
Mukti, T., I.B.M. Oka, dan I.M. Dwinata. 2014. Prevalensi cacing Nematoda saluran pencernaan pada kambing Peranakan Ettawa di Kecamatan Siliragung, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Indonesia Medicus Veteriner. 5(4): 330--336.
Pramundari A, Wahyu H. 2015. Perbandingan efektivitas pemberian Nitronixil dengan Albendazol pada sapi potong penderita Fasciolosis di Wates Kulonprogo. Bulletin of the Veterinary Laboratory. 15(4): 33--37.
Prawirodigdo, S. (2008). Kambing Jawarandu: potensi dan prospeknya. Jurnal Ilmiah Peternakan dan Veteriner. 13(2): 101--108.
Purbowati, E., C. I. E. Sutrisno, E. Baliarti, dan S. P. S. Budhi. 2009. Penampilan produksi domba lokal jantan dengan pakan komplit dari berbagai limbah pertanian dan agroindustri. Prosiding. Seminar Nasional Kebangkitan Peternak. Semarang.
Purwaningsih, D. A., Palulungan, J. A., Tethool, A. N., Noviyanti, N., Satrija, F., & Wati, N. 2017. Infestasi cacing saluran pencernaan pada kambing kacang peranakan etawa di Kelurahan Amban Kecamatan Manokwari Barat Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. 5(1): 8--12.
Purwanta, E. 2012. Pengaruh faktor lingkungan terhadap prevalensi penyakit Cacing Hati pada sapi potong di Kabupaten Semarang. Jurnal Ilmiah Peternakan dan Veteriner. 22(2): 101--108.
Roger, C, M dan Subandryo. 1997. Sheep and Goats Production Handbook for Southeast Asia. Davis: Small Ruminant-Collaborative Research Support Program. University of California Davis.
Rophi, AH. 2015. Identifikasi cacing parasit dan prevalensinya pada ternak kambing di Kelurahan Koya Barat, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Provinsi Papua. Novae Guinea Jurnal Biologi. 6(2): 1--11.
Sarwono, M. D. 2008. Penggemukan Kambing Potong. Penebar Swadaya. Jakarta.
Siregar, A. Z. 2009. Pengaruh pemberian hijauan pada peningkatan kecernaan bahan kering dan penambahan zat-zat gizi untuk pertumbuhan kambing Kacang. Jurnal Ilmiah Peternakan dan Veteriner. 19(2): 101--108.
Siswanto, E., Supriyanto, A., dan Widyastuti, E. 2018. Pengaruh umur dan pemberian obat cacing terhadap infestasi Fasciola sp. pada kambing Jawarandu di Kabupaten Karanganyar. Jurnal Ilmiah Peternakan dan Veteriner. 28(4): 241--248.
Sugeng. Y.B. 2000. Laporan Feasibility Study Sapi Perah di Daerah Sumatera Utara. Survey Agro Ekonomi Penebar Swadaya. Jakarta.
Susilorini T.E., Sawitri M.E, dan Muharlien. 2007. Budi Daya Ternak Potensial. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.
Taylor, E. L. 1964. Fascioliasis and The Liver Fluke. FAO Aggasgriculture Studies, Food and Agriculture Organization of the University Nation. Rome.
Zalizar, L. 2017. Helminthiasis saluran cerna pada sapi perah. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertenakan. 27(2): 116--122.
Zulkarnain, D., A. S. Aku, Rahmatullah, dan L. M. Munadi. 2021. Prevalensi cacing Fasciola hepatica pada sapi akseptor program UPSUS SIWAB di Kabupaten Muna. Journal of Livestock and Animal Health. 4(1): 01--06.
Copyright (c) 2024 Ambarwati Mirna Rais, Akhmad Dakhlan, Ratna Ermawati, Purnama Edy Santosa
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).