FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI CALVING INTERVAL SAPI KRUI DI KECAMATAN PESISIR SELATAN KABUPATEN PESISIR BARAT
Abstract
Research on calving interval of Krui cattle in Pesisir Selatan District was held on December 2019 until January 2020 with 142 Krui cattle who have given birth more than once and had been inseminated belong to 68 farmers. The purpose of this reserch were to know: 1) calving interval of Krui cattle in Pesisir Selatan District, 2) the factors and magnitude of the factors which disturb calving interval of Krui cattle in Pesisir Selatan District. This research used census method, data obtained was real data that present and accurate in Pesisir Selatan District. Data was analysed by multiple linear regression with SPSS (Statistics Packet for Social Science) program. The results showed that calving interval of Krui cattle in Pesisir Selatan District was 12,53±1,42 month. Factors that affected the value of calving interval in Krui cattle in Pesisir Selatan District were derived from the mating partus that positively associated with factor value of 0,769 and the S/C that positively associated with factor value of 0,912.
Keywords : Calving interval, Krui cattle, Pesisir Selatan District
Downloads
Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan dilisensikan di bawah Lisensi Internasional Atribusi Creative Commons 4.0.
Penulis yang menerbitkan dengan jurnal ini menyetujui ketentuan-ketentuan berikut:
-
Penulis mempertahankan hak cipta dan memberikan hak publikasi pertama kepada jurnal, dengan karya tersebut secara bersamaan dilisensikan di bawah Lisensi Atribusi Creative Commons yang mengizinkan orang lain untuk membagikan karya tersebut dengan pengakuan atas kepenulisan karya dan publikasi awal di jurnal ini.
-
Penulis dapat membuat perjanjian kontrak terpisah dan tambahan untuk distribusi non-eksklusif dari versi karya yang diterbitkan jurnal (misalnya, memuatnya ke repositori institusi atau menerbitkannya dalam buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya di jurnal ini.
-
Penulis diizinkan dan didorong untuk memuat karya mereka secara daring (misalnya, di repositori institusi atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengajuan, karena hal ini dapat menghasilkan pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih banyak dari karya yang diterbitkan (Lihat The Effect of Open Access).








