PERBANDINGAN PEMBERIAN LEVEL PROTEIN BERBEDA TERHADAP RESPONS FISIOLOGIS SAPI BRAHMAN CROSS
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian protein dengan level protein berbeda terhadap respons fisiologis sapi Brahman Cross (BX). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April--Mei 2022 di KPT Maju Sejahtera, Desa Wawasan, Kecamatan Tanjung Sari, Lampung Selatan. Sampel yang digunakan yaitu sapi jantan BX berumur 3--4 tahun dan bobot 310--450 kg sebanyak 40 ekor yang ditentukan dengan purposive sampling yaitu 20 ekor diberikan perlakuan protein 12% dan 20 ekor diberikan perlakuan 13--14%. Peubah yang diamati dalam penelitian ini ialah respons fisiologis ternak meliputi suhu rektal sapi (°C), frekuensi pernafasan (kali/menit), frekuensi denyut jantung (kali/menit), dan indeks daya tahan panas (HTC), serta iklim mikro kandang yang meliputi suhu udara, kelembaban relatif (RH), dan Temperature Humidity Index (THI). Data yang didapatkan dianalisis menggunakan Uji-tidak berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan rataan Temperature Humidity Index di lokasi penelitian sebesar 83,38. Rataan frekuensi respirasi siang hari pada sapi BX dengan perlakuan kadar protein 12% dan 13--14% berturut turut yaitu 30,90 ± 4,41 kali/menit dan 31,80 ± 5,10 kali/menit. Rataan frekuensi denyut jantung siang hari pada ternak sapi BX dengan perlakuan kadar protein 12% dan 13--14% berturut turut yaitu 60,80 ± 8,52 kali/menit dan 77,75 ± 10,33 kali/menit. Rataan suhu rektal siang hari pada sapi BX dengan perlakuan kadar protein 12% dan 13--14% berturut turut yaitu 38,48 ± 0,39°C dan 38,93 ± 0,40°C. Daya tahan panas memiliki rataan pada sapi jantan BX dengan perlakuan kadar protein 12% dan 13--14% berturut turut yaitu 2,18 ± 0,07 dan 2,26 ± 0,09. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kondisi respons fisiologis dan daya tahan panas pada sapi BX pemberian protein 12% lebih baik dibandingkan dengan pemberian protein 13--14%.
##plugins.generic.usageStats.downloads##
Referensi
Atrian P. dan A. Shahryar. 2012. Heat stress in dairy cows. Research in Zoology 2 (4) : 31-37.
Aritonang, S.B., R. Yuniarti, Abinawanto, I. Imron, dan A. Bowolaksono. 2017 : Physiology responce of indigenous cattle breeds to the environment in West Sumbawa Indonesia. American Inst of Physics 18 62 : 1-4.
Bianca, W. and J. D. Findlay. 1962. The effect of thermally induced hypernoes as the acidbase status of the blood of calves. Research. Veteriner. Science. (3) : 38-40.
Brody, S. 1945. Homeostatis and Organismic Theory. In : Bioener gitics and Growth. Reinhold Publishing Corp. New York.
Bulitta F.S., S. Aradom, G. Gebresenbet. 2015. Effect of transport time of up to 12 hours on welfare of cows and bulls. Journal of Science and Management (8) :161--182.
Huitema. 1986. Peternakan di Daerah Tropis Arti Ekonomi dan Kemampuannya : Penelitian di Beberapa Daerah di Indonesia. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
Jackson, P.G.and P.D. Cockroft. 2002. Clinical Examination of Farm Animals. University of Cambridge, UK.
Kelly, W. R. 1984. Veterinary Clinical Diagnosis. Bailliere Tindall. London.
Kubkomawa, I. H., O.O. Emenalom, and I.C. Okoli. 2015. Body condition score, rectal temperature, respiratory, pulse and heart rates of tropical indigenous zebucattle. IJAIR 4 (3) : 448-454.
Mc Dowell, R.E. 1972. Improvement of Livestock Production in Warm Climate. WH Freeman and Co. San Fransisco
Nuriyasa, I.M., G.A.M.K. Dewi, dan W.S. Yuspardi. 2016. Microclimate and body dimension of the bali cattle that reare feed lot at difference altitude. IJAIR 5 (4) : 2319-1473.
Putra R. R., S. Bandiati, dan A.N. Yulianti. 2016. Identifikasi Daya Tahan Panas Sapi Pasundan di BPPT Cijeungjing Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Sumedang.
Reece, W.O., H.H. Ericson, J.P. Goff, and E.E. Uemura. 2015. Duke’s Physiology of Domestic Animals. 13rd ed. Wiley Blackwell. London
Soeparno. 1992. Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Sugeng, H. 2012. Sapi Potong. Edition ke-9 . Penebar Swadaya. Depok.
Yani A. dan B.P. Purwanto. 2006. Pengaruh iklim mikro terhadap respons fisiologis sapi peranakan Fries Holland dan modifikasi lingkungan untuk meningkatkan produktivitasnya. Jurnal Peternakan 29(1): 35-37.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by4.footer##Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan dilisensikan di bawah Lisensi Internasional Atribusi Creative Commons 4.0.
Penulis yang menerbitkan dengan jurnal ini menyetujui ketentuan-ketentuan berikut:
-
Penulis mempertahankan hak cipta dan memberikan hak publikasi pertama kepada jurnal, dengan karya tersebut secara bersamaan dilisensikan di bawah Lisensi Atribusi Creative Commons yang mengizinkan orang lain untuk membagikan karya tersebut dengan pengakuan atas kepenulisan karya dan publikasi awal di jurnal ini.
-
Penulis dapat membuat perjanjian kontrak terpisah dan tambahan untuk distribusi non-eksklusif dari versi karya yang diterbitkan jurnal (misalnya, memuatnya ke repositori institusi atau menerbitkannya dalam buku), dengan pengakuan atas publikasi awalnya di jurnal ini.
-
Penulis diizinkan dan didorong untuk memuat karya mereka secara daring (misalnya, di repositori institusi atau di situs web mereka) sebelum dan selama proses pengajuan, karena hal ini dapat menghasilkan pertukaran yang produktif, serta kutipan yang lebih awal dan lebih banyak dari karya yang diterbitkan (Lihat The Effect of Open Access).








